Naguib Mahfouz

Ini adalah ingatan tertuaku tentang Lebaran. Usiaku baru lima tahun kala itu, atau mungkin enam tahun. Sudah jadi kebiasaan di keluargaku bahwa setiap Lebaran, beberapa minggu sebelumnya, kami akan membeli seekor kambing untuk dirawat dan kemudian disembelih. Selama masa perawatan itu, biasanya aku dan si kambing akan menjalin hubungan erat: aku memberinya makan, bermain dengannya, dan suatu hari, setelah memutuskan bahwa aku adalah seorang prajurit, aku pun menobatkan si kambing sebagai kuda kepercayaanku, lalu mulai menungganginya. Di sinilah satu-satunya kesempatan bagiku untuk melagakan adegan-adegan seru yang biasa kutonton di film-film bioskop. Aku kangkangi si kambing dan berpegang erat pada kedua tanduknya. Dan si kambing pun memberontak dengan mendongakkan kepalanya tinggi-tinggi hingga aku terpelanting jatuh ke tanah. Aku masih ingat benar darah yang mengucur gara-gara luka yang kualami dari kejadian tersebut.

Meski begitu, insiden tadi tidak mempengaruhi persahabatanku dengan si kambing. Aku memutuskan untuk tidak menggubrisnya, dan malah beranggapan bahwa apa yang dilakukan si kambing tak lebih dari sebuah lelucon yang kelewatan, sama seperti yang sering dilakukan sepasang sahabat kecil saat tengah bermain. Lantas, ketika si kambing akhirnya disembelih, aku mengalami kesedihan yang mendalam, terutama karena hal itu menandai perpisahan yang terelakkan antara aku dan si kambing, setelah berminggu-minggu menjalin keterikatan antara satu sama lain. Rasa duka yang sama menghampiriku setiap tahun; namun saat seluruh anggota keluargaku berkumpul mengelilingi meja makan — terkadang, pada awalnya, aku menolak bergabung dengan mereka — harum daging kambing panggang membuatku lupa akan rasa duka itu. FL

2016 © Hak cipta. Fiksi Lotus dan Naguib Mahfouz. Tidak untuk ditukar, digandakan, ataupun dijual.


#CATATAN:

> Esai pendek ini bertajuk (dalam Bahasa Inggris) My Friend the Sheep karya NAGUIB MAHFOUZ dan pertama kali terbit dalam kolom mingguan Al-Ahram di tahun 2001.

>> NAGUIB MAHFOUZ adalah seorang penulis asal Mesir yang dinobatkan sebagai pemenang Nobel Sastra pada tahun 1988. Ia telah menerbitkan lusinan novel dan ratusan cerita pendek, serta esai.

adalah seorang pemimpi yang tidak suka tidur. Dan ketika didatangi mimpi, senang menganalisa mimpi itu seolah pertanda serius (padahal cuma bunga tidur). Ngelindur.

6 Comment on “Esai: Sahabatku, Si Kambing

Tinggalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: