Yeki bood, yeki nabood …
Adalah seorang darwis lanjut usia yang soleh dan beriman. Ia kelaparan dan terdampar di padang gurun. Ketika dia menyusuri sebuah jalan tua demi mencari makan, ia menemukan sebuah kantung buah yang kosong dan telah dibuang ke jalan oleh pejalan kaki lainnya. Sang darwis memungut kantung tersebut, menyelempangkannya di pundak dan berdoa: “Terima kasih Tuhan karena telah menganugerahi seorang pria tua kelaparan dengan kantung buah yang kosong.” Dengan itu, ia melanjutkan perjalanannya.
Setelah berjalan lebih jauh, sang darwis tak sengaja melihat sebentuk alat panah berburu yang telah rongsok dengan talinya yang juga telah putus. Ia menunduk dan memungut alat panah tersebut, dan menyimpannya di dalam kantung kosong tadi, seraya berdoa: “Terima kasih Tuhan karena telah menganugerahi seorang pria tua kelaparan dengan alat panah berburu yang talinya telah putus.”
Sang darwis berjalan lebih jauh lagi, dan tak lama ia melihat sebatang pohon tua yang sudah mati dan tak berbuah. Ia mematahkan beberapa dahan kering pohon tersebut dan menyesakkannya ke dalam kantung yang terselempang di pundaknya. Ia berteriak lagi: “Terima kasih Tuhan karena sudah membimbing seorang pria tua kelaparan kepada sebatang pohon mati yang tak lagi berbuah.” Lalu ia melanjutkan perjalanannya.
Ia berjalan lagi dan menemukan sebentuk panci yang sudah penyok dan berdebu. Ia memungut panci itu dari atas tanah, meniup debu yang melekat pada panci tersebut, menyimpannya di dalam kantung yang sama. Sekali lagi ia berdoa keras-keras: “Terima kasih Tuhan karena telah menganugerahi seorang pria tua kelaparan dengan panci yang sudah penyok dan berdebu.”
Sembari melanjutkan perjalanannya, sang darwis juga menemukan kail pancingan tanpa alat pemancing. Ia memungut kail pancingan tersebut, menjatuhkannya ke dalam kantung dan sekali lagi berkata lantang: “Terima kasih Tuhan karena telah memberikan seorang pria tua kelaparan sebuah kail pancingan tanpa alat pemancing.”
Akhirnya, setelah berjalan selama berhari-hari, sang darwis terpaksa mengakhiri perjalanannya karena ia tiba di sebuah sungai yang begitu luas ia bahkan tidak bisa melihat sisi lain dari sungai itu. Sang darwis yang memang sudah berusia lanjut tersebut kemudian jatuh berlutut di tepi sungai dan berdoa keras-keras: “Terima kasih Tuhan karena sudah membimbing seorang pria tua kelaparan ke sebuah sungai yang begitu luas hingga ia tak bisa menyeberanginya.”
Lalu, sang darwis mengaitkan kail pancingannya pada tali yang sudah putus di alat panah berburu yang ia pungut, dan menggunakannya sebagai alat pancing. Begitu ia berhasil menangkap seekor ikan, ia merebusnya di dalam sebentuk panci penyok di atas kobaran api yang ia sulut menggunakan dahan pohon kering. FL
Desember 2015 © Hak Cipta Fiksi Lotus. Tidak untuk dijual, digandakan ataupun ditukar.
______________
# CATATAN:
Terima kasih untuk siapa pun yang menerjemahkan cerita apik ini 🙂
SukaSuka
Subhanallah. Hikmah dari selalu bersyukur. Sangat inspiratif. Terima kasih sudah menerjemahkan cerita ini 🙂
SukaSuka
Terima kasih atas kunjungannya ke Fiksi Lotus yaaaa 🙂
SukaSuka
Waah… sebuah pengetahuan baru. Yeki bood.. yeki nabood..
Saya sempat berfikir bahwa lelaki tua itu ‘meledek’ Tuhan di dalam doanya.. tetapi cerita akhir merangkumnya dengan indah.
Terima kasih sudah berbagi cerita-cerita dari dunia.
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih juga atas kunjungannya ke Fiksi Lotus 🙂
SukaSuka
Reblogged this on basoakbar07.
SukaSuka
Inilah cerpen ispiratif, selalu bersukur atas apa yang Tuhan berikan kepada Sang lanjut usia, walaupun Sang lanjut usia tidak mendapatkan apa yang dia pinta namun dia selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dan pada akhirnya Sang lanjut usia pahan dan mengerti apa yang dia butuhkan,
dari cerpen ini saya lebih mengerti dan berrsyukur atas apa yang Tuhan berikan kepada saya, karena sering kali saya mengeluh kenapa Tuhan tidak adil kepada saya, itulah…Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita minta.
Senang bisa membaca cerpen ini, terima kasih Maggie Tiojakin yang sudah menerjemahkannya.
salam hangat….
SukaDisukai oleh 1 orang
Hal yang terlihat tak berguna sekalipun akan selalu memiliki nilai guna tersendiri, karena setiap hal tercipta dengan fungsinya masing-masing. Dalam cerita tersebut, nilai guna suatu barang akan terlihat jika barang itu disatukan dengan yang lain, jadi setiap barang saling memberi kebermanfaatannya masing-masing. Selain itu rasa syukur akan suatu hal akan membuat seseorang merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, meski itu terlihat biasa saja di mata orang lain. Sebaliknya, orang-orang yang tak pernah bersyukur akan selalu merasa kurang dengan apa yang dimilikinya.
SukaSuka